Manusia Sempurna bagian 2
Kemuliaan Nabi
dari nama-namanya:
Betapa tidak
mulianya? Dalam kaidah al-aghlabiyyah ” kastrotul al-asma’ tadullu ala syarafil musamma” ( Banyak nama menunjukkan
kemuliaan dan keagungan orang yang punya nama)
Al-Imam
al-Hafidz Abu Bakar al-Araby dalam
Kitabnya Aridhat al-akhwadzi syarah at-Tirmidzi, mengatakan,”Sebagian Ulama
shufi mengatakan,” Allah U
memiliki seribu nama, dan Nabi Muhammad r
, juga memiliki seribu nama”
Al-Qusthullany berkata,” yang
dimaksud adalah al-aushof (sifat-sifat), setiap nama Allah yang telah
diriwayatkan adalah sifat-sifat terpuji, dengan demikian setiap sifat Nabi
Muhammad r
memiliki nama”
Diriwayatkan
dari Jubair bin Muth’im bin Ady t,
Rasulullah r
bersabda :
[[ إِنَّ
لِي أَسْمَاءً أَنَا أَحْمَدُ، وَأَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَنَا الْمَاحِي: الَّذِي
يَمْحُو اللَّهُ بِيَ الْكُفْرَ، وَأَنَا الْحَاشِرُ: الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ
عَلَى قَدَمَيَّ، وَأَنَا الْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِيُّ ]]
“Sesungguhnya
Aku memiliki beberapa nama, Aku Ahmad, Aku Muhammad, Aku al-Mahy ; Allah
menghapus kekufuran lantaran Aku, Aku al-Hasyir ; Para Manusia digiring diatas
langkah kedua kakiku, dan Aku al-Aqib, tiada Nabi setelahnya”.(HR. Bukhari
dan Muslim)
diriwayatkan
dari Abu Musa al-Asy’ary, dia berkata,”Rasulullah
menamai dirinya beberapa Nama, lantas Rasulullah bersabda :
[[أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَحْمَدُ، وَالْمُقَفِّي، وَالْحَاشِرُ، وَنَبِيُّ
التَّوْبَةِ، وَنَبِيُّ الرَّحْمَةِ ]]
"Aku Muhammad, Ahmad, al-Muqoffy
(Nabi yang mengikuti Rasul-rasul sebelumnya, seraya beliau adalah akhir para
Nabi dan para Rasul), al-Hasyir, Nabiyu attaubah, Nabiyyu arrahmah”(HR. Muslim)
Dalam
kitab at-Tahdzib,”Allah Azza wa jalla, menamainya dalam al-Qur’an ; Rasul,
Nabi, Ummy, Syahid, Mubassyir, Nadzir, Da’iyan Ila Allah biidnihi, Sirajan
Muniran, Raufan rahima, Mudzakkiran, dan Allah menjadikannya sebagai Rahmat, Ni’mat,
juga sebagai petunjuk semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan padanya”
Syeikh
Yusuf bin Ismail an-Nabhany menukil dari kitab al-Mawahib , Hasiyah assyamail,
dan Syauq al-Arusy wa Unsu anNufus, menukil dari Ka’b al-Akhbar, sesungguhnya
Ia berkata,” Nama Nabi dihadapan Ahli surga Abdul Karim, dihadapan Ahli Neraka
Abdul Jabbar, dihadapan Ahli al-Arsy Abdul Hamid, dihadapan para Malaikat Abdul
Majid, dihadapan para Nabi Abdul Wahhab, dihadapan Syaithan Abdul Qahhar, dihadapan Jin Abdurrahim, dihadapan gunung-gunung Abdul
khaliq, dihadapan Daratan Abdul Qadir, dihadapan lautan Abdul Muhaimin,
dihadapan Ikan-Ikan Abdul Quddus, dihadapan binatang berbisa Abdul Ghiyats,
dihadapan binatang liar Abdurrazaq, dihadapan binatang buas Abdussalam,
dihadapan binatang ternak Abdul Mu’min, dihadapan Burung-burung Abdul Ghaffar,
dalam kitab at-Taurat Mu’dzu Mu’dzu, dalam kitab Injil Thaba thaba, dalam
assuhuf Aqib, dalam kitab Azzabur Faruq, dihadapan Allah U
Thaha, dan Yaasin, dan dihadapan Orang
Mu’min Muhammad r”
Al-Hafidz
Jalaluddin assuyuthy telah menyusun sebuah Risalah yang dinamai al-Bahjah
assaniyyah fi al-asmai annabawiyyah, yang didalamnya terdapat lima ratus nama
Nabi Muhammad r.
Nama
Nabi yang paling utama adalah Muhammad, senada dengan penjelasan al-Qushtullany bahwa ; Allah menamainya dengan
nama ini sebelum menciptakannya terpaut dua ribu tahun, sebagaimana yang telah diriwayatkan
dalam Hadits Anas t.
Ibnu
Asakir meriwayatkan dari Ka’b al-Ahbar,” Nabi Adam u, berwasiyat terhadap
anaknya Syits, dia berkata,” Wahai anakku engkau khalifah setelahku, maka jadilah khalifah
dengan dihiasi taqwa dan berpegang teguh pada Allah, jika engkau menyebut nama
Allah, sebutlah disisinya nama Muhammad, sebab sesungguhnya Aku melihat namanya
tertulis diatas Arsy, lalu aku mengelilingi langit, aku tak melihat didalamnya
sebuah tempat kecuali Aku melihat tempat itu tertulis nama Muhammad, sungguh
tatkala Tuhanku memempatkanku di surga, Aku tidak melihat suatu istana atau
kamar kecuali Aku temui nama Muhammad tertulis diatasnya, sungguh Aku melihat nama Muhammad
tertulis diatas dada para bidadari, tertulis di atas dahan pohon surga, diatas
daun pohon Thuba, diatas daun sidrat al-Muntaha,
diatas penghujung hijab surga, dan
diantara mata para Malaikat. Maka perbanyaklah
menyebutnya, sesungguhnya para Malaikat menyebutnya disetiap saatnya”.
Alangkah
indahnya senandung yang diucapkan Hasan bin Tsabit t :
مِنَ اللهِ مِنْ نُورٍيَلُــــــــــــــــــــــــــوْحُ
ويُشْـــــهَدُ
|
أَغَــــــــــــــــــــــــــــــرُّ عَلَيْهِ لِلنُّبُوَّة
خَـــــــــــــــــــــــــــــــاتَمٌ
|
إِذَا قَالَ فيِ الخَمْسِ المُؤَذِّنُ أَشْهَدُ
|
وَضَمَّ
الإلهُ اسمَ النَّبِيَّ إلى اسمِهِ
|
فَذُو الْعَرْشِ مَحْمُودٌ وَهَذَا مُحَمَّدُ
|
وَشَــــقَّ
لـــــــَـــــــــــــــــــــــــــــهُ مِنْ اسْمِه لِيُجِلَّه
|
“Akhir kenabian yang mulia disandangnya, dari Allah yang
ditimbulkan dari cahaya, dan dapat disaksikan”
“Allah mengumpulkan nama nabinya dengan Namanya, lantaran ketika
Muaddzin adzan mengucapkan Asyhadu”
“Nama nabinya dimusytaqkan dari namaNya untuk mengagungkan, Dzat
yang memiliki Arsy terpuji dan Inilah Muhammad”
Adapun Nama Ahmad, al-Bajury berkomentar dalam Hasiyahnya : “Ahmad
asalnya adalah af’al tafdhil, dinamakan Ahmad karena dia orang yang paling
memuji pada Tuhannya”.
Falhasil
Nabi Muhammad adalah manusia yang paling banyak memuji dan yang dipuji, sebab
itulah dinamai Ahmad dan Muhammad, kedua nama ini memiliki keistimewaan dibandingkan
nama-nama yang lain, jadi berilah perhatian yang baik dari kedua nama ini,
sebab telah diriwayatkan
dalam al-Hadits al-Qudsy :
[[إنِّي
آلَيْتُ عَلَى نَفْسِي أنْ لاَ أُدْخِلَ النَّارَ مَنْ اِسْمُهُ أَحْمَدُ، وَلاَ مُحَمَّدٌ]]
“Sesungguhnya
Aku (Allah) bersumpah atas diriku, bahwa Aku tidak akan memasukkan orang yang namanya Ahmadm dan Muhammad”
Juga diriwayatkan ad-Dailamy dari Imam Aly t :
[[ما من مائدة وضعت فحضر عليها من اسمه محمد أو أحمد...إلا قدس
الله ذلك المنزل في كل يوم مرتين]]
“ Tiada Makanan yang
dihidangkan , lalu dihadiri oleh orang yang namanya Muhammad atau Ahmad kecuali
Allah mensucikan tempat itu dua kali sehari”